Blogger templates

Rabu, 09 Oktober 2013

Global Warming

   Pada awalnya, radiasi sinar matahari yang diterima bumi kita, sebagian dipantulkan kembali ke luar angkasa. Namun sinar infra merah yang menyertai sinar matahari terperangkap di dalam lapisan atmosfer akibat tertahan oleh lapisan atmosfer yang mengandung sejumlah gas. Gas-gas tersebut kita sebut dengan Gas Rumah Kaca (GRK).

   Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca pada rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya. Peristiwa inilah yang kemudian kita kenal dengan efek rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global (Global Warming).
(30%)
Efek Rumah Kaca (Sumber)


GAS RUMAH KACA
SUMBER
CO2 (Karbon Dioksida)
Pembakaran bahan bakar fosil, penggundulan hutan
CH4 (Metana)
Peternakan, pembusukan sampah
N2O
Penggunaan pupuk, pembakaran, proses industri
SF4
Transmisi listrik, proses industri, pendingin (freon), aerosol
CFC (Chloro Fluoro Carbon)
Pendingin (freon), aerosol
Gas Rumah Kaca dan Sumbernya

GAS
KONTRIBUSI
SUMBER EMISI GLOBAL
%
CO2


45-50%

Batu Bara
29
Minyak Bumi
29
Gas Alam
11
Penggundulan Hutan
20
Lainnya
10
CH4
10-20%
Persampahan dan Peternakan

Kontribusi Gas Rumah Kaca Terhadap Pemanasan Global

   Dari tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa kontribusi terbesar penyebab terjadinya global warming adalah gas CO2. Gas CO2 sendiri dihasilkan sebagian besar oleh bahan bakar (batu bara, minyak bumi dan gas alam). Di US bahkan emisi gas CO2 yang ditimbulkan dari penggunaan bahan bakar fosil mencapai 96,5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan efisiensi bahan bakar, kita telah mengurangi sebagian besar emisi gas CO2 yang menjadi penyumbang terbesar penyebab pemanasan global (global warming).

Kenyataan akibat Pemanasan Global (Global Warming):
·         Kenaikan suhu bumi periode 1990 – 2005 adalah antara 0.15 – 0.13 derajat Celsius. Jika suhu bumi naik 2 derajat Celsius maka sebagian kehidupan di bumi akan musnah (Sumber : IPCC).
·         Kemunduran garis pantai hingga 25 meter pada akhir abad ke-21. Jika upaya pencegahan tidak dilakukan, Indonesia akan kehilangan 2.200 pulau.
·         Kenaikan muka air laut
a.    Setiap kenaikan 10 cm air laut = 10 meter persegi wilayah pesisir akan tergenang
b.    Pergeseran wilayah pantai akan memicu konflik masyarakat, dan problem sosial-ekonomi
c.    Menurunkan pH air laut yang akan merusak habitat terumbu karang sehingga mengancam kelangsungan ekosistem biota laut
·         Risiko Bencana
a.    Pola iklim yang tidak menentu dan tingkat bencana akibat iklim tersebut meningkat, produksi pangan akan terus merosot
b.    Terjadi ancaman penurunan produksi beras di enam negara Asia produsen beras, termasuk Indonesia, yang dipicu kenaikan suhu udara di kawasan-kawasan sentra produksi beras (Sumber : Global Food Security)
c.    Kenaikan suhu udara dikhawatirkan akan menurunkan produksi beras dalam 4-5 tahun kedepan (Sumber : Riset National Academy of Sciences USA)

d.    Memicu munculnya berbagai wabah penyakit. Karena suhu makin hangat, jentik nyamuk demam berdarah dan malaria akan memiliki siklus hidup yang lebih pendek dan masa inkubasi penularan yang lebih singkat. Belum lagi merebaknya jenis penyakit seperti diare, leptospirosis, asma, kanker kulit, penyakit paru-paru, dsb.

0 komentar:

Posting Komentar