Pada awalnya, radiasi sinar matahari yang diterima bumi kita,
sebagian dipantulkan kembali ke luar angkasa. Namun sinar infra merah yang
menyertai sinar matahari terperangkap di dalam lapisan atmosfer akibat tertahan
oleh lapisan atmosfer yang mengandung sejumlah gas. Gas-gas tersebut kita sebut
dengan Gas Rumah Kaca
(GRK).
Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca pada rumah kaca.
Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak
panas yang terperangkap di bawahnya. Peristiwa inilah yang kemudian kita kenal
dengan efek rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global (Global Warming).
(30%)
|
Efek Rumah Kaca (Sumber)
GAS RUMAH KACA
|
SUMBER
|
CO2 (Karbon
Dioksida)
|
Pembakaran bahan
bakar fosil, penggundulan hutan
|
CH4
(Metana)
|
Peternakan,
pembusukan sampah
|
N2O
|
Penggunaan pupuk,
pembakaran, proses industri
|
SF4
|
Transmisi listrik,
proses industri, pendingin (freon), aerosol
|
CFC (Chloro Fluoro
Carbon)
|
Pendingin (freon),
aerosol
|
GAS
|
KONTRIBUSI
|
SUMBER EMISI GLOBAL
|
%
|
CO2
|
45-50%
|
Batu Bara
|
29
|
Minyak Bumi
|
29
|
||
Gas Alam
|
11
|
||
Penggundulan Hutan
|
20
|
||
Lainnya
|
10
|
||
CH4
|
10-20%
|
Persampahan dan
Peternakan
|
|
Dari tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa kontribusi terbesar
penyebab terjadinya global warming adalah gas CO2. Gas CO2
sendiri dihasilkan sebagian besar oleh bahan bakar (batu bara, minyak bumi dan
gas alam). Di US bahkan emisi gas CO2 yang ditimbulkan dari
penggunaan bahan bakar fosil mencapai 96,5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
dengan melakukan efisiensi bahan bakar, kita telah mengurangi sebagian besar
emisi gas CO2 yang menjadi penyumbang terbesar penyebab pemanasan
global (global warming).
Kenyataan akibat Pemanasan Global (Global
Warming):
·
Kenaikan suhu bumi periode 1990 – 2005 adalah
antara 0.15 – 0.13 derajat Celsius. Jika suhu bumi naik 2 derajat Celsius maka
sebagian kehidupan di bumi akan musnah (Sumber :
IPCC).
·
Kemunduran garis pantai hingga 25 meter pada
akhir abad ke-21. Jika upaya pencegahan tidak dilakukan, Indonesia akan
kehilangan 2.200 pulau.
·
Kenaikan muka air laut
a. Setiap kenaikan 10 cm air laut = 10 meter persegi
wilayah pesisir akan tergenang
b. Pergeseran wilayah pantai akan memicu konflik
masyarakat, dan problem sosial-ekonomi
c. Menurunkan pH air laut yang akan merusak habitat
terumbu karang sehingga mengancam kelangsungan ekosistem biota laut
·
Risiko Bencana
a. Pola iklim yang tidak menentu dan tingkat bencana
akibat iklim tersebut meningkat, produksi pangan akan terus merosot
b. Terjadi ancaman penurunan produksi beras di enam
negara Asia produsen beras, termasuk Indonesia, yang dipicu kenaikan suhu udara
di kawasan-kawasan sentra produksi beras (Sumber
: Global Food Security)
c. Kenaikan suhu udara dikhawatirkan akan menurunkan
produksi beras dalam 4-5 tahun kedepan (Sumber
: Riset National Academy of Sciences USA)
d. Memicu munculnya berbagai wabah penyakit. Karena
suhu makin hangat, jentik nyamuk demam berdarah dan malaria akan memiliki
siklus hidup yang lebih pendek dan masa inkubasi penularan yang lebih singkat.
Belum lagi merebaknya jenis penyakit seperti diare, leptospirosis, asma, kanker
kulit, penyakit paru-paru, dsb.
0 komentar:
Posting Komentar